Saiyah baru mendapatkan kabar e-mail dari kolega di GIGA Hamburg bahwa
setelah pertemuan terakhir di Berlin, Jerman akan merealisasikan
anggaran 155 milyar euro untuk pengungsi Suriah. Sikap Jerman ini tentu
menarik dikaji, mengingat sebagai motor keuangan dan politik eropa
langkah kemanusiaan Gerd Muller dapat dilihat sebagai perubahan
paradigma dalam memandang konflik di Suriah sebagai tragedi kemanusiaan.
Melalui komitmen bantuan
ini, mau tidak mau eropa di bawah Jerman harus menarik kembali semua
pihak bertikai untuk maju ke meja perundingan dan mengambil opsi
politik. Ini artinya secara tersirat Eropa mengakui Presiden Assad
adalah "pemenang" dan penyelesaian lewat jalan perang melalui dukungan
terbuka terhadap kelompok-kelompok perlawanan Suriah (FSA) dan dukungan
tertutup kepada ISIS/ISIL sepertinya akan banyak berubah.
Dasar dari perubahan itu ada beberapa faktor, pertama; karena alasan
kemanusiaan. Sampai hari ini lebih dari 300.000 orang terbunuh dan 3
juta rakyat Suriah menjadi pengungsi dan kondisi ini membangkitkan
kekecewaan publik eropa/Jerman mengenai tugas dan fungsi mereka dalam
konflik. Beberapa teror yang dikaitkan dengan relatasi dari konflik
Suriah juga menambah ketidaksetujuan publik pembayar pajak Jerman yang
melihat eskalasi konflik dapat saja merambah ke daratan eropa dengan
pulangnya those so called "jihadis putih/eropa ke negara asalnya.
Kedua, Jerman bergerak lebih realistik melihat perkembangan perang.
Sepertinya bersama-sama AS untuk terus mendukung kelompok perlawanan
menjadi tidak lagi relevan ketika rakyat Suriah sendiri lebih percaya
kepada Assad. Penyebabnya niat berjuang kelompok perlawanan Suriah sudah
dikorupsi oleh tindakkan brutal milisi yang menyebut dirinya jihadist
Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIL). Semakin besar dana dan personel
ISIS tidak membuatnya semakin populer di lapangan dan hanya menjadikan
mereka kelompok tidak jelas (no-name) di kawasan Timur Tengah sendiri.
Boleh kita katakan jika kebijakan luar negeri dengan mengintervensi
negara lain menjadi kurang relevan bagi orang Jerman sekarang. Selain
kenyataan bahwa kepentingan Eropa di sana adalah bagaimana
berpartisipasi dalam pembangunan Timur Tengah. Pilihan Jerman untuk
mengambil langkah kemanusiaan (yang biasanya akan diikuti langkah teknis
perbaikan infrastruktur pasca perang) tentu sedikit banyak akan
mempengaruhi sikap negara-negara eropa lainnya untuk memulai investasi
di Timur Tengah.
Melihat kecenderungan eropa yang sepertinya tidak ingin menciptakan
eskalasi konflik di Timur Tengah maka dapat sedikit kita fahami mengapa
Eropa seperti tidak terlalu bersemangat mendukung tindakkan agresi Saudi
di Yaman. Tanpa dukungan eropa, maka serangan Saudi ke Yaman hanya
membuat langkah ini sebagai blunder bagi mereka sendiri.
0 comments:
Post a Comment